Before seeing the concert by your own eyes @25 February 2012 in Jakarta, you should buy this original CD/DVD!! First, you can listen the original sound of the band. If it were a hijacked song, you might lose a real taste of Evanescene.
Secondly, you might lucky to have your original CD/DVD's signed by Evanescene's personil, espesially Amy Lee!! You don't want Amy reject your CD because it is hijakced CD isn't?
I think Amy is sooo beautiful, hahah...
Tuesday, December 27, 2011
Shaolin Soccer
Shaolin Soccer mang ngehits banget deh, cuma gak lengkap rasanya klo lo gak beli DVD originalnya. Cocok banget buat kolektor. Meski sering disiarin di TV, tapi klo ada DVD kan bisa sewaktu-waktu setel, atau pas ada keluarga yg bawa anak kecil, bisa disetel buat tontonan seru!!
Jangan ragu lagi, pesen segera :)
Ridiculous Stephen Chow, haha |
nice goalkeeper |
Act like Bruce Lee |
Wanna know more about Sears n Kmart?
Will they really shutdown? Maybe you ever shopping here, even for small stuff. And know, I don't know whether they are facing bankruptcy because bad selling in this holiday.
Monday, December 26, 2011
Steve Jobs Biography
Since the death of Mr. genius, many people around the world sad. Yes, he is Steve Jobs. There were not many people know that Steve Jobs is a very hard guy. Not only his way of life that is hard - proven make him a very successful person, but also his thought and manner. He always straightforward in anything and any circumstances. He ever reject an innovation product from his employer by saying a rude - but clearly honest, about the products. He also ever fired a manager, because he just has to do it, "if I didn't do it who will be?", he said. Maybe, if he weren't like that, Apple won't be a world-class company.
In this book you will find his ideas and habits. A very detailed life from him, so you can know the way he think and act. His sweet and bitter moment including his decision to hire a person who later fire him.A very good book to fill your holiday.
Sunday, December 18, 2011
Research In Motion (RIM) versus Republik Indonesia (RI)
“PING!!! Bang baim dimana?gw minta tolong donk”, ahh, siang-siang ngePING!!!. Gw paling gak suka di-PING, sok penting deh nge-PING – terlepas dari lemotnya si blackberry messenger (BBM), hahaha. Emang ye BBM itu sudah menjadi suatu trend baru di berbagai kalangan di Indonesia.
Tapi sekarang lagi ribut-ribut ya antara RIM dengan RI. Bahkan katanya Blackberry mau diblokir ya? Setau gw, Blackberry itu sekarang jadi trendsetter. Kalo dulu jamannya YM, MIRC, sekarang jamannya BBM bung! Kalo ada kenalan baru, mintanya bukan nomer hape lagi, tapi “pin YM lo berapa coy?”. Atau kalo lagi deketin gebetan, pasti pertama ditanya “pake Blackberry gak babe? Bagi Pin-nya donk” :p. Meski sekarang sudah mulai bergeser ke Android dengan Whatsapp!-nya, tapi tetep lah BB masih menjadi idola di Indonesia, mau muda mau tua. Sampe-sampe pada awal kemunculannya, langsung banyak yang membuat aplikasi sejenis guna menandingi BBM, kayak Nokia Messenger, Nexian Messenger, dan sebagainya. Tapi yang lagi jadi salah satu trending issue kan RIM vs RI, baiklah kita mulai pembahasannya.
Pentingnya Teknologi Informasi
Tau gak sih, suka atau tidak Singapura dan Malaysia beberapa langkah lebih maju soal jaringan komunikasi dibanding Indonesia. Terutama negara yang disebut pertama, kualitas dan kuantitas wifi-nya sangat mengagumkan. Hal serupa pernah gw temuin di Korea Selatan, BB gw sinyalnya gak pernah lepas dari tulisan 3G. Oleh karena itulah BB gw dan beberapa teman lainnya awet sekali, karena sinyalnya tidak pernah mencari, standar minimalnya ya 3G. Gak ada tuh EDGE tampil, apalagi GSM!!! Yaaa, kalo ngomongin Korea Selatan dan Singapura memang jauh laah, tapi kalo Malaysia masih kadang-kadang EDGE, seringnya sih 3G. Bandingin sama Indonesia, seringnya EDGE bahkan kadang GSM.
Salah satu hal yang membuat kedua negara tetangga kita tersebut maju adalah kemauan dan kepahaman pemerintahnya akan teknologi yang canggih sangat besar. Contohnya Malaysia, bayangin aja Malaysia itu negara pertama DI DUNIA yang meluncurkan jaringan 4G di seluruh wilayah Malaysia (gak heran ya masyarakat di daerah perbatasan lebih milih Malaysia, kita jalan aja gak diaspal Malaysia justru sudah ada 4G di perbatasan).
Bibit “sadar teknologi” Malaysia itu tertanam semenjak 15 tahun yang lalu, saat Perdana Menteri mereka, Tun Dr. Mahathir Mohamed, mencetuskan ide pembuatan Multimedia Super Coridor (MSC), bersama-sama dengan para pakar teknologi yang dimiliki Malaysia bercita-cita untuk menjadikan Teknologi Informasi (IT) dan jaringan internet sebagai wadah bagi Malaysia untuk menjadi mercu suar dari kebebasan Informasi – meskipun memang masih bisa diperdebatkan sih kebebasan informasi di Malaysia – tapi yang jelas hal itulah yang menjadi pijakan bagi suatu Bill of Guarantee atau jaminan atas Internet Tanpa Sensor saat diresmikannya MSC pertama kali. Luar biasanya, MSC mencatatkan keuntungan 26 juta Ringgit Malaysia (RM) pada tahun pertamanya!! Itu kan juga berarti masyarakat Malaysia merespons dengan positif teknologi 4G ini.
Karena latar belakang itulah pemerintah Malaysia tanpa ragu lagi, masang infrastruktur 4G di seantaro wilayah Malaysia – termasuk di perbatasan dengan Indonesia tadi. Kalo kata Tan Sri Dr Francis Yeoh, seorang pemilik perusahaan 4G terkemuka di Malaysia “Masyarakat gak perlu dididik lagi tentang apa itu 4G, karena setiap kejadian penting di dunia ini, termasuk kematian Osama Bin Laden, itu berawal dari internet. (konon, kabar Osama bin Laden tewas itu sebenernya berawal dari twit pejabat pentagon yang menyatakan Osama telah tewas dibunuh oleh tentara AS, barulah CNN heboh memberitakan, selanjutnya dunia baru mengetahuinya. So, jangan iseng ngetwit ya, nanti klo ternyata bukan Osama kan malu, haha). Makin cepat sambungan Internet, makin cepat data tersebar. Maka dari itu, saya sebagai pengusaha informasi gak perlu lagi mendidik pasar, karena mereka juga yang merasakan manfaat 4G koq.”
Segitu pentingnya mengupgrade 3G ke 4G juga pernah dirasakan oleh (alm) Steve Jobs. Dulu saat pertama kali memperkenalkan teknologi Apple FaceTime Video dengan mendemonstrasikan aplikasi conference, apa coba? Gambarnya patah-patah bung! Hampir malu dibuatnya tuh si Steve Jobs. Dan itu bukan karena produk Applenya, tetapi karena saat demo itu, Jobs pake WiFi kan nah teknologi FaceTime itu butuh kecepatan minimal 3MB per detik (3 Mbps), dan ternyata belakangan diketahui Cuma jaringan 4G aja yang bisa menyalurkan minimal 3 Mbps tanpa IDM, Torrent, dan lain-lain penghisap kecepatan internet. Setev Jobs emang jenius, bisa buat teknologi FaceTime yang butuh kecepatan 3 Mbps, meski dia baru menyadari kalo 4G lah yang dibutuhkan biar FaceTime-nya lancar gak patah-patah, wew.
Apa Kabar Indonesia? udah 3G?
Kalo di negara tetangga udah pake 4G, apa kabar Indonesia? Belum semua operator berbasis 4G, karena selain belum familiar, juga karena infrastruktur yang dibutuhkan harus ditambah donk agar jaringan bisa 4G, terutama dengan tarif yang terjangkau. Kalo pake 3G aja Cuma buka Facebook dan Twitter, ya gak perlu 4G juga kan? Kecuali yang suka download-download segambreng, seneng deh tuh pake 4G.
Tapi...kayaknya boro-boro mikirin 4G bro n sist. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) denger-denger lagi ribut-ribut ya sama si Blackberry alias si Research In Motion (RIM) mengenai keengganan RIM membangun pabrik dan database servernya di Indonesia atau istilah canggihnya network aggregator. Di banyak media, baik cetak maupun elektronik menyatakan RIM membangkang, menginjak-injak Indonesia, dan apalah banyak tuh judul yang bombastis – maklum kalo gak bombastis kurang laku di Indonesia :p.
Beberapa hal yang gw dapet dari media tentang tanggapan RIM ke Menkominfo, yaitu:
- RIM telah membangun jaringan di lebih dari 50 BlackBerry Expert Centers di seluruh Indonesia yang dilengkapi dengan dukungan pelanggan yang unggul.
- RIM bekerja sama dengan lembaga penegak hukum di Indonesia dalam pemberian akses secara hukum sebagaimana ditetapkan oleh undang-undang.
- RIM telah menyelesaikan pembangunan aggregator jaringan regional. Banyak operator Indonesia sekarang telah terhubung, guna mengatasi kekhawatiran yang secara spesifik dinyatakan oleh Kominfo, yang diterapkan secara ketat khusus pada kecepatan arus data.
- RIM telah membangun sistem penyaringan konten, sesuai persyaratan yang telah diuraikan oleh pemerintah.
Mungkin RIM merasa dianaktirikan, RIM kan core busniness-nya jual handphone. Tapi Cuma BB tuh yang disuruh nyaring-nyaring konten yang berbau pornografi, Nokia, Samsung, Sony Ericsson, Mito pernah disuruh nyaring konten? Setau gw sih nggak. Yang ada Telkomsel, Indosat, XL yang disuruh saring konten pornografi karena memang mereka penyedia jasa telekomunikasi kan.
Lalu ada juga isu berhembus kalo RIM mau bangun pabrik di Indonesia, punglinya banyak alias pajaknya gak jelas. Bukan cuma tarif resmi yang ditarik, tetapi takutnya juga kena tarif lain-lain. Selanjutnya jaman sekarang, pekerja Indonesia rawan mogok dan demonstrasi, lalu dikhawatirkan jaringan eksklusif yang dimiliki BB malah disuruh dibuka untuk umum kalo pasang pabrik di Indonesia. Ditambah pertimbangan lain, ya jadilah si RIM ini malas investasi di Indonesia. Jadilah dianggap RIM ini mau untungnya aja tapi gak mau investasi di Indonesia.
BB diblokir?
Akhirnya apa coba? Muncul wacana pemblokiran jasa BB atau BIS di Indonesia karena RIM dianggap gak patuh sama Kemenkominfo. Badan Regulasi Telekomunikasi (BRTI) merekomendasikan pemerintah untuk menghentikan layanan BlackBerry Internet Service (BIS) karena dianggap tidak mematuhi aturan Internet di Indonesia.
Kalo buat gw sih, kalo menghentikan aksi pencurian pulsa dan jebakan pulsa (gw juga kena tuh, suruh pencet berapa bintang yang dipagerin *#46oke*untuk mengetahui saldo bonus pulsa, ternyata malah jadi pasang Ring Back Tone (RBT) Alamat Palsu, hadehhhh), kalo menghentikan aksi-aksi cheating tersebut saja perlu masuk TV dulu, masuk koran dulu, sampe suara masyarakat banyak sekali yang resah tuh Kementerian baru bertindak (alias lambat) malah sekarang mau ngurus RIM yang katanya membangkang. Penjarahan pulsa aja lambat ditangani, sudah berapa banyak pulsa masyarakat disedot, barulah dia bertindak.
So, kalo ngeliat teaser tulisan gw paling atas (Pentingnya Teknologi Informasi, Red.), rasanya sulit mengharapkan 4G ada diseluruh wilayah Indonesia. Terus kalo bener sampe BB diblokir, apa jadinya ya? Jangan-jangan nanti seperti pembekuan film-film asing yang berasal dari Hollywood beberapa waktu silam, akhirnya apa? Pemerintah melunak karena kalo gak ada film-film itu bisnis bioskop sepi dan jelas kalo sepi pajak berkurang, mall jadi lebih sepi (apalagi mall kecil yang ngandelin bioskop – yang biasanya selalu terletak di lantai paling atas sebuah mall :D), akhirnya merembet kemana-mana. Kalo BBM gak bisa, jangan-jangan bisnis internet jadi lesu sebagian.
Gw sih setuju aja kalo RIM harus juga berinvestasi di Indonesia, tapi Pemerintah juga harus memperhatikan tawaran keuntungan yang ditawarkan kepada RIM. Jangan-jangan RIM menilai lebih untung investasi di SIngapura atau Malaysia lebih aman, lebih efisien, atau lebih menguntungkan dibandingkan dengan berinvestasi di Indonesia. Baik itu dari segi biaya (tidak ada pungli), dari segi kemapanan infrastruktur telekomunikasi (jaringan yang sudah well-established makannya 4G sudah biasa di negara tetangga), sampai kepada jaminan usaha yang sehat dari Pemerintah kepada RIM dalam hal ini khususnya Menkominfo.
So, gimana Pak Biring Menteri kita yang terhormat?
*Data diambil dari berbagai sumber
Tapi sekarang lagi ribut-ribut ya antara RIM dengan RI. Bahkan katanya Blackberry mau diblokir ya? Setau gw, Blackberry itu sekarang jadi trendsetter. Kalo dulu jamannya YM, MIRC, sekarang jamannya BBM bung! Kalo ada kenalan baru, mintanya bukan nomer hape lagi, tapi “pin YM lo berapa coy?”. Atau kalo lagi deketin gebetan, pasti pertama ditanya “pake Blackberry gak babe? Bagi Pin-nya donk” :p. Meski sekarang sudah mulai bergeser ke Android dengan Whatsapp!-nya, tapi tetep lah BB masih menjadi idola di Indonesia, mau muda mau tua. Sampe-sampe pada awal kemunculannya, langsung banyak yang membuat aplikasi sejenis guna menandingi BBM, kayak Nokia Messenger, Nexian Messenger, dan sebagainya. Tapi yang lagi jadi salah satu trending issue kan RIM vs RI, baiklah kita mulai pembahasannya.
Pentingnya Teknologi Informasi
Tau gak sih, suka atau tidak Singapura dan Malaysia beberapa langkah lebih maju soal jaringan komunikasi dibanding Indonesia. Terutama negara yang disebut pertama, kualitas dan kuantitas wifi-nya sangat mengagumkan. Hal serupa pernah gw temuin di Korea Selatan, BB gw sinyalnya gak pernah lepas dari tulisan 3G. Oleh karena itulah BB gw dan beberapa teman lainnya awet sekali, karena sinyalnya tidak pernah mencari, standar minimalnya ya 3G. Gak ada tuh EDGE tampil, apalagi GSM!!! Yaaa, kalo ngomongin Korea Selatan dan Singapura memang jauh laah, tapi kalo Malaysia masih kadang-kadang EDGE, seringnya sih 3G. Bandingin sama Indonesia, seringnya EDGE bahkan kadang GSM.
Salah satu hal yang membuat kedua negara tetangga kita tersebut maju adalah kemauan dan kepahaman pemerintahnya akan teknologi yang canggih sangat besar. Contohnya Malaysia, bayangin aja Malaysia itu negara pertama DI DUNIA yang meluncurkan jaringan 4G di seluruh wilayah Malaysia (gak heran ya masyarakat di daerah perbatasan lebih milih Malaysia, kita jalan aja gak diaspal Malaysia justru sudah ada 4G di perbatasan).
Bibit “sadar teknologi” Malaysia itu tertanam semenjak 15 tahun yang lalu, saat Perdana Menteri mereka, Tun Dr. Mahathir Mohamed, mencetuskan ide pembuatan Multimedia Super Coridor (MSC), bersama-sama dengan para pakar teknologi yang dimiliki Malaysia bercita-cita untuk menjadikan Teknologi Informasi (IT) dan jaringan internet sebagai wadah bagi Malaysia untuk menjadi mercu suar dari kebebasan Informasi – meskipun memang masih bisa diperdebatkan sih kebebasan informasi di Malaysia – tapi yang jelas hal itulah yang menjadi pijakan bagi suatu Bill of Guarantee atau jaminan atas Internet Tanpa Sensor saat diresmikannya MSC pertama kali. Luar biasanya, MSC mencatatkan keuntungan 26 juta Ringgit Malaysia (RM) pada tahun pertamanya!! Itu kan juga berarti masyarakat Malaysia merespons dengan positif teknologi 4G ini.
Karena latar belakang itulah pemerintah Malaysia tanpa ragu lagi, masang infrastruktur 4G di seantaro wilayah Malaysia – termasuk di perbatasan dengan Indonesia tadi. Kalo kata Tan Sri Dr Francis Yeoh, seorang pemilik perusahaan 4G terkemuka di Malaysia “Masyarakat gak perlu dididik lagi tentang apa itu 4G, karena setiap kejadian penting di dunia ini, termasuk kematian Osama Bin Laden, itu berawal dari internet. (konon, kabar Osama bin Laden tewas itu sebenernya berawal dari twit pejabat pentagon yang menyatakan Osama telah tewas dibunuh oleh tentara AS, barulah CNN heboh memberitakan, selanjutnya dunia baru mengetahuinya. So, jangan iseng ngetwit ya, nanti klo ternyata bukan Osama kan malu, haha). Makin cepat sambungan Internet, makin cepat data tersebar. Maka dari itu, saya sebagai pengusaha informasi gak perlu lagi mendidik pasar, karena mereka juga yang merasakan manfaat 4G koq.”
Segitu pentingnya mengupgrade 3G ke 4G juga pernah dirasakan oleh (alm) Steve Jobs. Dulu saat pertama kali memperkenalkan teknologi Apple FaceTime Video dengan mendemonstrasikan aplikasi conference, apa coba? Gambarnya patah-patah bung! Hampir malu dibuatnya tuh si Steve Jobs. Dan itu bukan karena produk Applenya, tetapi karena saat demo itu, Jobs pake WiFi kan nah teknologi FaceTime itu butuh kecepatan minimal 3MB per detik (3 Mbps), dan ternyata belakangan diketahui Cuma jaringan 4G aja yang bisa menyalurkan minimal 3 Mbps tanpa IDM, Torrent, dan lain-lain penghisap kecepatan internet. Setev Jobs emang jenius, bisa buat teknologi FaceTime yang butuh kecepatan 3 Mbps, meski dia baru menyadari kalo 4G lah yang dibutuhkan biar FaceTime-nya lancar gak patah-patah, wew.
Apa Kabar Indonesia? udah 3G?
Kalo di negara tetangga udah pake 4G, apa kabar Indonesia? Belum semua operator berbasis 4G, karena selain belum familiar, juga karena infrastruktur yang dibutuhkan harus ditambah donk agar jaringan bisa 4G, terutama dengan tarif yang terjangkau. Kalo pake 3G aja Cuma buka Facebook dan Twitter, ya gak perlu 4G juga kan? Kecuali yang suka download-download segambreng, seneng deh tuh pake 4G.
Tapi...kayaknya boro-boro mikirin 4G bro n sist. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) denger-denger lagi ribut-ribut ya sama si Blackberry alias si Research In Motion (RIM) mengenai keengganan RIM membangun pabrik dan database servernya di Indonesia atau istilah canggihnya network aggregator. Di banyak media, baik cetak maupun elektronik menyatakan RIM membangkang, menginjak-injak Indonesia, dan apalah banyak tuh judul yang bombastis – maklum kalo gak bombastis kurang laku di Indonesia :p.
Beberapa hal yang gw dapet dari media tentang tanggapan RIM ke Menkominfo, yaitu:
- RIM telah membangun jaringan di lebih dari 50 BlackBerry Expert Centers di seluruh Indonesia yang dilengkapi dengan dukungan pelanggan yang unggul.
- RIM bekerja sama dengan lembaga penegak hukum di Indonesia dalam pemberian akses secara hukum sebagaimana ditetapkan oleh undang-undang.
- RIM telah menyelesaikan pembangunan aggregator jaringan regional. Banyak operator Indonesia sekarang telah terhubung, guna mengatasi kekhawatiran yang secara spesifik dinyatakan oleh Kominfo, yang diterapkan secara ketat khusus pada kecepatan arus data.
- RIM telah membangun sistem penyaringan konten, sesuai persyaratan yang telah diuraikan oleh pemerintah.
Mungkin RIM merasa dianaktirikan, RIM kan core busniness-nya jual handphone. Tapi Cuma BB tuh yang disuruh nyaring-nyaring konten yang berbau pornografi, Nokia, Samsung, Sony Ericsson, Mito pernah disuruh nyaring konten? Setau gw sih nggak. Yang ada Telkomsel, Indosat, XL yang disuruh saring konten pornografi karena memang mereka penyedia jasa telekomunikasi kan.
Lalu ada juga isu berhembus kalo RIM mau bangun pabrik di Indonesia, punglinya banyak alias pajaknya gak jelas. Bukan cuma tarif resmi yang ditarik, tetapi takutnya juga kena tarif lain-lain. Selanjutnya jaman sekarang, pekerja Indonesia rawan mogok dan demonstrasi, lalu dikhawatirkan jaringan eksklusif yang dimiliki BB malah disuruh dibuka untuk umum kalo pasang pabrik di Indonesia. Ditambah pertimbangan lain, ya jadilah si RIM ini malas investasi di Indonesia. Jadilah dianggap RIM ini mau untungnya aja tapi gak mau investasi di Indonesia.
BB diblokir?
Akhirnya apa coba? Muncul wacana pemblokiran jasa BB atau BIS di Indonesia karena RIM dianggap gak patuh sama Kemenkominfo. Badan Regulasi Telekomunikasi (BRTI) merekomendasikan pemerintah untuk menghentikan layanan BlackBerry Internet Service (BIS) karena dianggap tidak mematuhi aturan Internet di Indonesia.
Kalo buat gw sih, kalo menghentikan aksi pencurian pulsa dan jebakan pulsa (gw juga kena tuh, suruh pencet berapa bintang yang dipagerin *#46oke*untuk mengetahui saldo bonus pulsa, ternyata malah jadi pasang Ring Back Tone (RBT) Alamat Palsu, hadehhhh), kalo menghentikan aksi-aksi cheating tersebut saja perlu masuk TV dulu, masuk koran dulu, sampe suara masyarakat banyak sekali yang resah tuh Kementerian baru bertindak (alias lambat) malah sekarang mau ngurus RIM yang katanya membangkang. Penjarahan pulsa aja lambat ditangani, sudah berapa banyak pulsa masyarakat disedot, barulah dia bertindak.
So, kalo ngeliat teaser tulisan gw paling atas (Pentingnya Teknologi Informasi, Red.), rasanya sulit mengharapkan 4G ada diseluruh wilayah Indonesia. Terus kalo bener sampe BB diblokir, apa jadinya ya? Jangan-jangan nanti seperti pembekuan film-film asing yang berasal dari Hollywood beberapa waktu silam, akhirnya apa? Pemerintah melunak karena kalo gak ada film-film itu bisnis bioskop sepi dan jelas kalo sepi pajak berkurang, mall jadi lebih sepi (apalagi mall kecil yang ngandelin bioskop – yang biasanya selalu terletak di lantai paling atas sebuah mall :D), akhirnya merembet kemana-mana. Kalo BBM gak bisa, jangan-jangan bisnis internet jadi lesu sebagian.
Gw sih setuju aja kalo RIM harus juga berinvestasi di Indonesia, tapi Pemerintah juga harus memperhatikan tawaran keuntungan yang ditawarkan kepada RIM. Jangan-jangan RIM menilai lebih untung investasi di SIngapura atau Malaysia lebih aman, lebih efisien, atau lebih menguntungkan dibandingkan dengan berinvestasi di Indonesia. Baik itu dari segi biaya (tidak ada pungli), dari segi kemapanan infrastruktur telekomunikasi (jaringan yang sudah well-established makannya 4G sudah biasa di negara tetangga), sampai kepada jaminan usaha yang sehat dari Pemerintah kepada RIM dalam hal ini khususnya Menkominfo.
So, gimana Pak Biring Menteri kita yang terhormat?
*Data diambil dari berbagai sumber
Subscribe to:
Posts (Atom)